BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pada waktu kelahiran, tubuh bayi
baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologik. Bayi memerlukan pemantauan
ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan diluar uterus
berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat
meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan baik.
Asuhan ini diberikan dengan tujuan
agar bidan dapat memberikan asuhan komprehensip kepada bayi baru lahir saat
masih berada diruang rawat serta mengajarkan kepada orang tua dan memberi
motivasi agar menjadi orang tua yang percaya diri. Setelah kelahiran, akan
menjadi serangkaian perubahan tanda-tanda vital dan tampilan klinis jika bayi
reaktif terhadap proses kelahiran.
Asuhan pada bayi sampai usia 6
minggu dikhususkan pada Bounding Attachment (Ikatan Kasih Sayang Orang Tua dan
Bayi). Rutinitas untuk dilakukan Bounding Attachment harus lebih ditingkatkan.
Bounding merupakan saat dimulainya interaksi emosi, sensori, fisik antara orang
tua dan bayi segera setelah lahir (Nelson, 1986), sedangkan attachment
merupakan ikatan efektif yang terjalin diantara dua individu meliputi
pencurahan perhatian, hubungan emosi dan fisik yang akrab (Nelson, 1986).
Dalam pemantauan tumbuh kembang
neonatus bayi dan balita akan di lakukan pola pertumbuhan dan perkembangan.
Pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan di dirikan
suatu yang akan mencapai tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan. Dari mulai
masa prenatal, masa postnatal, masa neonatus, masa bayi sampai masa remaja.
Dalam indikator pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan anak balita dilakukan
deteksi tumbuh kembang dengan berbagai cara pengukuran, salah satunya
pengukuran antropometrik. Pengukuran ini merupakan bagian dari langkah-langkah
manajemen tumbuh kembang anak. Sedangkan dalam indikator pemantauan
perkembangan neonatus, bayi dan anak balita dilakukan deteksi Denver Development Screening Test (DDST)
dengan pelaksanaan pemeriksaan, penilaian tes prilaku serta penilaian tiap
item.
1.2.Tujuan
Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar
bisa mengetahui tentang peran bidan pada bayi sehat
2. Agar
mengetahui tentang asuhan yang harus diberikan pada bayi 6 minggu pertama
3. Agar
memahami tentang bounding attachment
4. Mengetahui
bagaimana pertumbuhan dan perkembangan neonatus, bayi dan anak balita
5. Mengetahui
indicator pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan anak balita
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Peran
Bidan pada Bayi Baru Lahir
Beberapa prinsip pedekatan asuhan
terhadap anak (termasuk didalamnya bayi dan balita) yang dipegang oleh bidan
yaitu:
·
Anak bukanlah miniatur orang dewasa
tetapi merupakan sosok individu yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus
sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhannya.
·
Berdasarkan kepada pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga permasalahan asuhan terhadap klien sesuai dengan
tahap perkembangan anak. Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan
sistem.
·
Selain memenuhi keutuhan fisik, juga
harus memperhatikan keutuhan psikologis dan sosial.
Pengawasan
yang dilakukan terhadap bayi, antara lain yaitu :
·
Semua bayi baru lahir sebaiknya
mendapatkan minimal 2 kali pemeriksaan sebelum meninggalkan rumah bersalin atau
rumah sakit, atau sebelum bidan pulang (jika lahir di rumah)
·
Pemeriksaan pertama adalah screening
berhubungan dengan kelahiran
·
Pemeriksaan kedua lebih komprehensif,
termasuk usia dan riwayat kehamilan
·
Jika bayi baru lahir pulang dalam waktu
6 sampai 12 jam, bidan harus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
dalam 3-5 hari sesudah lahir
·
Jika bayi baru lahir tinggal di rumah
sakit sampai 48 jam, kunjungan ulang dapat ditunda sampai usia bayi 10-14 hari.
Tujuan
kunjungn ulang bayi baru lahir :
·
Mengidentifikasi gejala penyakit
·
Menawarkan tindakan screening metabolic
·
Memberikan KIE kepada orang tua
·
Hendaknya di poliklinik anak disediakan
ruang tunggu khusus, agar bayi terlindung dari anak-anak yang sakit.
·
Jika orang tua setuju, maka perlu
dilakukan screening metabolic, apabila sebelumnya belum dilakukan, untuk
mengetahui adanya hipotiroidism kongenital dan kadar penilketonuria, serta
penyakit metabolic
·
Bidan harus bisa menyiapkan specimen
darah
·
Pemeriksaan yang dibutuhkan, biasanya
diambil dari daerah tumit bayi
·
Pemeriksaan ini akan akurat jika
dilakukan minimal 24 jam setelah bayi mendapat nutrisi
·
Bidan harus mempunyai perencanaan atau
planning untuk melakukan kunjungan bayi baru lahir, meliputi mengkaji ulang
riwayat ibu, riwayat persalinan dan tindakan segera pada bayi
·
Bidan juga harus mengamati dan
menanyakan pada orangtua dalam beradaptasi terhadap kelahiran bayi
·
Bidan harus mengkaji riwayat atau
masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, BAB, BAK, dan
lain-lain
·
Pada saat melakukan kunjungan ulang,
bidan juga harus melakukan pemeriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan
anticipatory guidance pada orang tua
·
Bidan harus membuat jadwal kunjungan
dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan chek-up serta harus melakukan pengkajian
fisik kembali jika ditemukan kondisi emergensi yang melakukan perawatan dokter
spesialis anak.
2.2.Bounding
Attachment
Pengertian Bounding adalah suatu
langkah untuk mengungkapkan perasaan kasih sayang oleh ibu kepada bayinya
segera setelah lahir. Sedangkan Attchment adalah Proses agar tetap terjalin
keterikatan batin antara individu, meliputi pencurahan perhatian dan adanya
hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Jadi dapat disimpulkan Bounding
Attchment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses
persalinan, dimulai pada kala III sampai dgn post partum.
Tahap- tahap Bounding Attchment
1.
Perkenalan (aquaintance) :
a. kontak mata
b. Sentuhan
c. berbicara,
d. Mengeksplorasi segera setelah mengenal
bayinya.
2. Bounding : keterikatan
3.
Attachment : perasaan sayang yg
mengikat individu dgn individu lain.
Elemen-elemen Bounding Attachment :
1) Sentuhan
2) Kontak mata
3) Suara
4) Aroma
5) Entrainment/ bergerak sesuai pembicaraan
orang dewasa
6) Bioritme
7) Kontak dini
Keuntungan Fisiologis Kontak dini :
1. Kadar oksitosin dan prolaktin
meningkat
2. Reflek menghisap dilakukan dini
3. Pembentukkan kekebalan aktif
dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara
orang tua & anak
Prinsip-Prinsip & Upaya
Meningkatakan Bonding Attachment
1. Menit
pertama jam pertama
2. Sentuhan
orang tua pertama kali
3. Adanya
ikatan yang baik & sistematis
4. Terlibat
proses persalinan
5. Persiapan
PNC sebelumnya
6. Adaptasi
7. Kontak
sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi
menurunkan rasa sakit ibu,serta memberi rasa nyaman.
8. Fasilitas
untuk kontak lebih lama
9. Penekanan
pada hal-hal positif
10. Perawat
maternitas khusus (bidan)
11. Libatkan
anggota keluarga lainnya
12. Informasi
bertahap mengenai bounding
Hambatan
Bonding Attachment
1. Kurangnya support system
2. Ibu dengan resiko
3. Bayi dengan resiko
4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan
Keuntungan
Bonding Attachment
1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, rasa
percaya
2. Bayi merasa aman
3. Menjadikan ikatan batin yang kuat antara
bayi dengan ibu
4. Dasar untuk mengadakan sosialisasi
Cara untuk
melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:
1 Pemberian ASI ekslusif
Dengan
dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara
langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu
merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2 Rawat gabung
Rawat gabung
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi
terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan
antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis
bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang
mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan
dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI
ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan
tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi
ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga
karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung
akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
3. Kontak mata
Beberapa ibu
berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan
bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan
lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan
merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua menunggu
tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin
bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan
tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi
akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
5. Aroma
Setiap anak
memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma
susu ibunya.
6. Entrainment
Bayi
mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai
dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan,
mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat
anak mulai bicara.
7. Bioritme
Salah satu tugas
bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
8. Inisiasi menyusui Dini
Setelah bayi
lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari
puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling
dengan segera.
9. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang
mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon
emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi
tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding
attachment ini.
10. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan
untuk merawat anak
Dalam
berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang
lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing.
Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula
bounding attachment terwujud.
11. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan
pasangan
Dukungan dari
keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk
diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk
memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
2.3.Mengidentifikasi
Rencana Asuhan Bayi Usia 6 Minggu Pertama
S : subjektif
a.
Keseluruhan kesehatan bayi
b.
Masalah menyusui
c.
Amati posisi menyusui
d.
Amati refleks hisap
e.
Kebersihan rumah
f.
Suasana hati ibu
g.
Interaksi ibu vs bayi
h.
Pertumbuhan
i.
Peningkatan BB
j.
Demam
k.
Menyusu 2-4 jam sekali
O : objektif
a.
Sistem pernafasan à mudah
tersedak
b.
Kardiovaskuler à sirkulasi
perifer lambat à mudah
sianosis
c.
Ginjal à intake à air kemih
keruh
d.
Suhu à rentan
hipotermi àhipotalamus
belum matang
e.
Imunologi
IgG à melalui plc
IgA à ASI à u/ pernafasan GI & mata (2bln )
IgM à kadar dewasa 2 tahun
1)
Reproduksi
♀ àpseudo menstruasi
♂ àmenghasilkan sperma saat pubertas
2)
Muskuluskeletal
UUK menutup pada mg ke 6-8
3)
Neurologi
-
Blm matang
-
Panca Indera
-
Penglihatan
-
Fokus 15-20 cm
-
2 mg à kenal muka
ibu
4)
Penciuman à suka bau ASI & ibu
5)
Pengecapan à kuat
terhadap rasa manis
6)
Pendengaran à tenang dgn
suara rendah
7)
Sentuhan àsenang dgn
kontak kulit
A : asesmen
Bayi usia 6 minggu dengan kondisi
normal atau komlikasi tertentu atau masalah tertentu
P : planning
a.
Pemilihan tempat tdr (SIDS)
b.
Memandikan bayi
c.
Pakaian bayi
d.
Perawatan TP à puput 1 mg
e.
Perawatan hidung
f.
Perawatan telinga
g.
Perawatan kuku setip 4 hari potong
h.
Membawa bayi keluar
i.
imunisasi
2.4.Rencana
Asuhan Pada Bayi Usia 6 Minggu
a. Pengumpulan
Data Subjektif
·
Tanyakan mengenai keseluruhan kesehatan
bayi.
·
Tanyakan ibu masalah-masalah yang
dialami terutam dalam proses menyusui.
·
Jika ibu sedang menyusui bayi amati
letak mulut bayi pada puting, posisis menyusui, hisapan dan reflek menelan
bayi.
·
Apakah ada orang lain di dalam rumahnya
atau di sekitarnya yang dapat membantu ibu baru tersebut.
·
Amati keadaan rumah-kebersihan.
·
Amati persediaan makan dan air.
·
Amati keadaan suasana hati ibu baru.
·
Amati cara ibu tersebut berinteraksi
dengan bayinya.
·
Kapan bayi tersebut lahir (jika anda
tidak menolong persalinan bayi).
·
Apakah bayi mengalami pertumbuhan dan
bertambah berat badannya.
·
Apakah bayi menunjukkan tanda-tanda
bahaya.
·
Apakah bayi menyusu dengan baik.
·
Apakah bayi menyusu sedikitnya 2-4 jam
sekali.
·
Apakah bayi berkemih 6 minggu 8 kali
sehari.
·
Apakah bayi menderita demam.
·
Apakah bayi tampak waspada saat bangun.
·
Apakah matanya mengikuti gerakan ibu.
b. Data
Objektif
Pemeriksaan
fisik
Tinjauan
ulang sistem-sistem utama tubuh
a. Sistem pernafasan
Alveoli-alveoli baru tumbuh hingga
beberapa tahun, saluran nafas perifer masih membuka dan masih sempit dan
membrane mukosa mudah rusak dan sensitive terhadap trauma (mudah tersedak,
tidak boleh ada asap dari orang lain).
Dalam keadaan normal tangis bayi
terdengar keras dan bernada sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan
terdengar bernada tinggi dan lemah.
b. Sistem kardiovaskuler dan darah
Sirkulasi perifer berjalan lambat,
ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada tangan dan kaki serta perbedaan
warna pada kulit.
c. Sistem ginjal
·
Beban kerja ginjal dimulai sejak lahir.
·
Hingga masukan cairan meningkat, kemungkin
air kemih akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda, hal ini disebabkan
oleh kadar ureum yang tidak begitu berarti.
d. Sistem gastrointestinal
·
Kapasitas lambung 15-30 cc dan akan
meningkat dalam minggu-minggu pertama kehidupan.
·
Sfingter kardiak lambung dalam matang
sehingga gumoh lazim terjadi.
·
Pada saat lahir keasaman lambung tinggi
namun pada hari ke 10 hampir tidak ada asam lambung oleh karena itu rentan
terhadap terjadinya infeksi.
·
Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3
jam.
·
Jumlah enzim amilase dan lipase terdapat
dalam jumlah yang tidak mencukupi sehingga bayi kesulitan dalam mencerna lemak
dan karbohidrat.
·
Pada saat makanan masuk segera terjadi
peristaltik cepat sehingga masukan makanan sering disertai pengosongan lambung.
e. Pengaturan suhu
·
Bayi masih rentan terhadap hipotermia
dikarenakan karena belum matangnya hipotalamus yang mengakibatkan tidak
efisiennya pengaturan suhu tubuh bayi.
·
Seorang bayi yang mengalami kedingingan
membutuhkan kalori dan oksigen untuk meningkatkan suhu tubuhnya.
f. Adaptasi imunologi
·
BBL menunjukkan kerentanan tinggi
terhadap infeksi terutama yang masuk melalui mukosa sistem pernafasan dan
gastro-intestinal.
·
Kemampuan lokalisasi infeksi masih
rendah sehingga infeksi ringan dapat dengan mudah berubah menjadi infeksi umum.
·
Terdapat 3 imunoglobulin utama adalah
IgG, IgA, dan IgM.
·
IgG : Melewati barier placenta sehingga
sama kadarnya pada saat lahir.
·
IgA : Melindungi terhadap infeksi
saluran pernafasan, gastro-intestinal dan mata. Kadarnya mencapai dewasa dalam
waktu 2 bulan dan ditemukan dalam ASI.
·
IgM :
Mencapai kadar dewasa pada usia 2 tahun.
·
ASI terutama kolostrum memberikan
kekebalan pasif.
g. Sistem reproduksi
·
Anak laki-laki menghasilkan sperma
hingga pubertas.
·
Anak perempuan sudah mempunyai ovum
dalam sel telur.
·
Anak perempuan dapat mengalami (pseudo)
menstruasi atau pembesaran payudara terkadang disertai oleh sekresi cairan dari
puting pada hari ke-4 atau ke-5. hal ini hanya berlangsung sebentar.
h. Sistem muskuluskeletal
Ubun-ubun posterior akan menutup
pada 6-8 minggu.
i. Sistem neurologi
·
Relatif belum matang setelah lahir.
·
Reflek dapat menunjukkan keadaan normal
dari integritas sistem saraf dan sistem muskuluskeletal.
Panca
Indera
a. Penglihatan
·
Sinsitif terhadap cahaya terang dan
dapat mengenali pola hitam-putih yang tercetak tebal dalam bentuk muka manusia.
·
Jarak fokus adalah 15-20 cm yang
memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah ibunya pada saat menyusui.
·
Pada usia 2 mg bayi dapat membedakan
muka ibunya dari muka yang tidak dikenal.
·
Perhatian pada warna, variasi dan
kompleksitas pola berkembang dalam 2 bulan pertama kehidupan.
b. Penciuman
·
Dapat membedakan bau menyengat.
·
Menyukai pada bau susu terutama ASI.
·
Dalam beberapa hari bayi sudah dapat
membedakan bau susu ibu dengan bau susu orang lain.
c. Pengecapan
·
Bereaksi secara kuat terhadap berbagai
rasa dan memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis.
d. Pendengaran
·
Tajam dan dapat melokalisasi suara dalam
lingkungan sekitar dan mampu membedakan berbagai suara.
·
Pada akhir bulan pertama BBL lebih
menyukoai suara dengan pola yang sama.
·
BBL juga lebih menyukai suara ibunya
daripada orang lain dan merasa tenang dengan suara-suara bernada rendah.
e. Sentuhan
·
Mudah terlihat dengan reaksi terhadap
berbagai refleks.
·
Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan.
·
Merasa senang dengan kontak kulit ke
kulit, berendam dalam air, gosokan tangan, belaian dan gerak ayun.
·
Reaksi terhadap sentuhan dan refleks
gengaman memperkuat hubungan.
III. Assessment
IV. Planning
Dibutuhkan
Penkes kepada keluarga tentang perawatan bayi yaitu :
Meliputi
:
a. Tempat tidur yang tepat.
·
Tempat tidur bayi harus hangat.
·
Tempat tidur bayi diletakkan didekat
tempat tidur ibu.
·
Tempat tidur bayi dan ibu yang bersamaan
bisa menyebahkan kematian yang tidak disengaja.
·
Ruang bayi di bagian kebidanan bukan
tempat yang tepat bagi bayi sehat.
b. Memandikan bayi
·
Bayi lebih baik dimandikan setelah
minggu pertama yang bertujuan untuk mempertahankan vernixcaseosa dalam tubuh
bayi guna stabilisasi suhu tubuh.
·
Bayi harus tetap di jaga kebersihannya
dengan menyekanya dengan lembut dan memperhatikan lipatan kulitnya.
·
Sabun dengan kandungan cholorophene
tidak dianjurkan karena diserap kulit dan menyebabkan racun bagi sistem saraf
bayi.
c. Mengenakan pakaian
·
Buat bayi tepat hangat.
·
Baju bayi seharusnya tidak membuatnya
berkeringat.
·
Pakaian berlapis-lapis tidak dibutuhkan
oleh bayi.
·
Hindari kain yang menyentuh leher karena
bisa mengakibatkan gesakan yang mengganggu.
·
Selama musim panas bayi membutuhkan pakaian
dalam dan popok.
d. Perawatan tali pusat
·
Perawatan dengan tidak membubuhkan
apapun pada pusar bayi.
·
Hindari memasukkan gumpalan kapas kepada
hidung bayi.
e. Perawatan mata dan telinga
·
Jaga kuku bayi agar tetap pendek.
·
Kuku dipotong setiap 3 atau 4 hari
sekali.
·
Kuku yang panjang akan mengakibatkan
luka pada mulut atau lecet pada kulit bayi.
f. Kapan membawa bayi keluar rumah
·
Bayi harus dibiasakan dibawa keluar
selama 1 atau 2 jam sehari (bila udara baik).
·
Gunakan pakaian secukupnya tidak perlu
tebal atau tipis.
·
Bayi harus terbiasa dengan sinar
matahari namun hindari pencaran langsung
dengan pandangannya.
g. Pemeriksaan
Selama
1 tahun bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin.
h. Perawatan kulit
i. Bermain.
j. Pemantauan BB
Bayi
yang sehat akan mengalami penambaha BB setiap bulannya.
2.5.Indikator
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pengertian
Pertumbuhan
·
Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan
besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur (
Whalley dan Wong, 2000)
·
Pertumbuhan adalah adanya perubahan
dalam jumlah akibat pertambahan sel dan pembentukan protein baru sehingga
meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh (Sutjiningsih, 1998 )
Perkembangan
·
Perkembangan adalah bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan
belajar (Whalley dan Wong, 2000)
·
Perkembangan adalah pertumbuhan dan
perluasan secara peningkatan sederhana menjadi komplek dan meluasnya kemampuan
individu untuk berfungsi dengan baik (Sutjiningsih,1998)
b. Pola
Pertumbuhan dan Perkembangan
Yaitu
peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
1.
Pola perkembangan fisik yang terarah
Terdiri
dari dua prinsip yaitu cephalocaudal dan proximal distal (Wong, 1995)
·
Cephalocaudal adalah pola pertumbuhan
dan perkembangan yang dimulai dari kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran
kepala yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan untuk menggerakkan lebih
cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan ke bagian ekstremitas bawah
lengan ,tangan dan kaki
·
Proximaldistal yaitu pola pertumbuhan
dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan anggota gerak yang paling
dekat dengan pusat/sumbu tengah, seperti menggerakkan bahu dahulu baru kemudian
jari-jari.
2.
Pola perkembangan dari umum ke khusus
Yaitu pola pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan daerah yang lebih umum
(sederhana) dahulu baru kemudian daerah yang lebih kompleks. Misalnya
melambaikan tangan kemudian memainkan jari.
3.
Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan
Pola ini mencerminkan ciri khusus
dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini
perkembangan selanjutnya. Pada masa ini dibagi menjadi lima tahap yaitu :
·
Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang
sangat cepat padaalatdan jaringan tubuh
·
Masa neonatus, terjadi proses
penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim dan hampir sedikit aspek pertumbuhan
fisik dalam perubahan
·
Masa bayi , terjadi perkembangan sesuai
dengan lingkungan yang mempengaruhinya dan mempunyai kemampuan untuk melindungi
dan menghindari dari hal yang mengancam dirinya
·
Masa anak, terjadi perkembangan yang
cepat dalam aspek sifat, sikap, minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan
·
Masa remaja, terjadi perubahan kearah
dewasa sehingga kematangan pada tanda-tanda pubertas
4. Pola perkembangan dipengaruhi
oleh kematangan dan latihan/belajar
Terdapat saat yang siap untuk
menerima sesuatu dari luar untuk mencapai proses kematangan dan kematangan yang
dicapainya dapat disempurnakan melalui rnagsangan yang tepat. Masa ini
merupakan masa kritis yangharus dirangsang agar mencapai perkembangan
selanjutnya melalui proses belajar (Gunarsa dalam Hidayat, 2005)
c. Faktor
yang Menyebabkan Tumbuh Kembang Anak
1. Faktor
Herediter
Merupakan faktor pertumbuhan yang
dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis kelamin (Marlow, 1988 dalam
Supartini, 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak dalam kandungan. Anak
laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi dari pada anak
perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami masa pra-pubertas. Ras
dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku
bangsa Asia memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau suku
Asmat dari Irian berkulit hitam
2. Faktor
Lingkungan
a).
Lingkungan pra-natal
Kondisi lingkungan yang
mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin antara lain gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat
asupan gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang
mendapatkan terapi sitostatika atau mengalami infeksi rubela, toxoplasmosis,
sifilis dan herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan
kerusakan pada organ otak janin.
b). Lingkungan pos-natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan setelah bayi lahir adalah :
1). Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen
yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.u Apabila kebutuhan tersebut tidak
atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu
terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel/jaringan bahkan pada
pembuluh darah.
Penyebab status nutrisi kurang pada
anak :
·
Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif
·
Hiperaktivitas fisiik atau istirahat
yang kurang
·
Adanya penyakit yang menyebabkan
peningkatan kebutuhan nutrisi
·
Stres emosi yang dapat menyebabkan
menurunnya nafsu makan atau absorbs makanan yang adekuat
2).
Budaya Lingkungan
Budaya
keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka dalam
mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola perilaku
ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan untuk makan
makanan tertentu padahal zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Keyakinan untuk melahirkan d dukun beranak dari pada di
tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungan atau berdasarkan
lingkungan budaya masyarakat setempat.
3).
Status Sosial dan Ekonomi Keluarga
Anak
yang dibesarkan di keluarga yang nerekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan
gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di
keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikian juga dengan status
pendidikan orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah
menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak,
penggunaan fasilitas kesehatan dll dibandingka dengan keluarga dengan latar
belakang pendidikan rendah.
4). Iklim atau Cuaca
Iklim
tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim penghujan akan
dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan sulitnya transportasi untuk
mendapatkan bahan makanan, timbul penyakit menular,dan penyakit kulit yang
dapat menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tinggal di daerah endemik
misalnya endemik demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca wabah demam
berdarah akan meningkat.
5).
Olahraga atau latihan fisik
Manfaat
olah raga atau latihan fisikyang teratur akan meningkatkan sirkulasi darah
sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktivitas
fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel
6).
Posisi Anak dalam Keluarga
Posisi
anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak bungsu akan mempengaruhi
pola perkembangan anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga.
7). Status Kesehatan
Status
kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan.
Hal ini dapat terlihat apabila anak dalm kondisi sehat dan sejahtera maka
percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan
anak dalam kondisi sakit.
8).
Faktor Hormonal
Faktor
hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah
somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon
tiroid dengan mestimulasi metabolisme tubuh, glukokortiroid yang berfungsi
menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi
testosteron dan ovarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut
akan menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan
sesuai dengan peran hormonnya.
d. Pengukuran
Antropometrik
Pengertian istilah “nutitional anthropometry” mula-mula
muncul dalam “Body measurements and Human
Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah
didefinisikan oleh jellife (1966 dalam Moersintowati, BN 2005) sebagai
pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada
tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.
Pengukuran antropometri ada dua tipe
yaitu pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran
lemak dan massa tubuh yang bebas lemak. Penilaian pertumbuhan merupakan
komponen esensial dalam surveilan kesehatan anak karena hamper setiap masalah
yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain social dapat
memberikan efek yang yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah
kurva pertumbuhan (growth chart) pada gambar terlampir, dilengkapi dengan alat
timbangan yang akurat, papan pengukur, stadiometer
dan pita pengukur.
a. Pengukuran
antropometri, meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar lengan dan tebal kulit.
b. Penggunaan
kurva pertumbuhan anak (KMS, NCHS),
c. Penilaian
dan analisis status gizi dan pertumbuhan anak.
d. Penilaian
perkembangan anak dan maturasi
e. Intervensi
(preventif,promotif, kuratif, rehabilitatif).
f.
Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri
hanyalah satu dari sejumlah teknik-teknik yang dapat untuk menilai pertumbuhan
dan status gizi. Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali
secara berkala pada barat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran
kepala tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan
dan status gizi pada bayi dan anak.
e. Pertumbuhan
Berat Badan dan Tinggi Badan Terhadap Umur
Pengukuran antropometri sesuai
dengan cara-cara yang baku, beberapa kali secara berkala misalnya berat badan
anak di ukur tanpa baju. Mengukur panjang bayi dilakukan oleh dua orang
pemeriksa pada pada papan pengukur (infantometer),tinggi badan anak diatas dua
tahun diukur dengan posisi anak berdiri menggunakan stadiometer. Baku yang
dianjurkan adalah bukuk NCHS secara Internasional untuk anak usian 0-18 tahun
yang dibedakan menurut jender laki-laki dan wanita.
Penilain berat badan (BB)
berdasarumur menurut WHO dengan baku NCHS. Grafik pertumbuhan BB dalam KMS
dibuat berdasarkan baku WHO / NCHS yang disesuaikan dengan keadaan di
Indonesia, meliputi daerah merah menghubungkan angka-angka 70% median, daerah
kuning di atas merah pada batas 75-80% median. Daerah hijau muda adalah 85-90%
median, daerah hijau tua 95-100% median.
Penilaian
panjang badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS, meliputi lebih
dari atau sama dengan 90% adalah normal, kurang dari 90% adalah abnormal
(malnutrisi kronis). Cara canggih yang lebih tepat untuk menetapkan obesitas
pada anak dengan kalkulasi skor Z (atau standard devisia) dengan mengurangi
nilai berat badan yang dibagi dengan standard deviasi populasi referens.
Skoratau > +2 (misalnya 2SD di atas median) dipakai sebagai indicator
obesitas.
f. Indikator
Pemantauan Perkembangan Neonatus Bayi dan Anak Balita
Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan atau fungsi semua system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya
kematangan fungsi-fungsi system organ tubuh.
Perkembangan anak tidak hanya di
tentukan oleh factor genetic (nature)
atau dianggap sebagai sebagai produk lingkungan (nurture) saja. Model
biopsikososial pada tumbuh kembang anak mengakui pentingnya pengaruh kekuatan
intrinsic dan ekstrinsik. Tinggi badan misalnya adalah fungsi antara factor
genetic (biologic), kebiasaan makan (psikologik) dan terpenuhinya makanan
bergizi (social) pada anak.
Gangguan perkembnagan dapat
menimbulkan manifestasi klinik yang bermacam-macam. Manifestasi klinik gangguan
perkembangan tersebut, yakni gangguan motorik kasar, gangguan wicara,gangguan
belajar, gangguan psikologis, gangguan makan, gangguan buang air besar,
kecemasan dan lain-lain.
Skrining perbangan adalah prosedur
yang relative cepat, sederhana dan murah bagi anak-anak yang tanpa gejala namun
mempunyai resiko tinggi atau dicurigai mempunyai masalah. Beyi atau anak dengan
resiko tinggi berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik rutin harus dilakukan
skrining secara periodic. Bayi atau anak dengan resiko rendah dimulai dengan
pertanyaan pra-skrining yang diisi atau dijawab oleh orang tua. Apabila ada
kecurigaan dalam tumbuh kembang yang dijawab oleh orang tua balita.baru
dilanjutkan dengan skirining.
Perangkat skrining perkembangan,
terdiri dari beberapa perangkat seperti : denver development screener (BIS).
Pemeriksaan lanjutan juga berguna untuk menentukan diagnosis. Pemeriksaan
lanjutan ini dilaksanakan tergantung jenis gangguan tumbuh kembang balita
seperti pemeriksaan neurologis, radiologis, genetis, endokrin dan lain lain.
Apabila semakin kompleks gangguan tumbuh kembang bayi, diperlukan tim yang
lebih lengkap dan terkoordinir yang melibatkan dokter spesialis anak,special
THT, spesialis mata, psikiater, rehabilitasi medic, ortopedi dan lain-lain. Dari
sini akan terlihat besarnya peran orang tua dan anak dalam dalam proses tumbuh
kembang anak.
g. Denver
Development Screening Test
Deteksi tumbuh kembang anak adalah
kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan penyimpangan
atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan lebih mudah
dilakukan. Tenaga kesehatan juga akan mempunyai waktu dalam membuat rencana
tindakan atau intervensi yang tepat. Terutama ketika harus melibatkan ibu/
keluarga.
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh
kembang, yakni sebagai berikut.
·
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk
mengetahui/ menemukan status gizi
kurang/ buruk dan mikro/ makrosefali.
·
Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk
mengetahui gangguan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan
anak (keterlambatan daya lihat, dan gangguan daya dengar.
·
Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu
untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autism, dan gangguan
pemusatan perhatian, serta hiperaktifita
h. Deteksi
Dini Penyimpanan Pertumbuhan
Pertumbuhan
berkaitan dengan masalah perubahan dalam hal besar, jumlah ukuran, atau
dimensi, baik pada tingkat sel, organ, maupun individu.
Table pelaksanaan dan alat yang
digunakan pada deteksi dini penyimpangan pertumbuhan :
Tingkatan pelayanan
|
Pelaksanaan
|
Alat yang digunakan
|
Keluarga atau masyarakat
|
Orang tua
Kader
kesehatan
Petugas
TPA, guru TK
|
KMS timbangan
|
Puskesmas
|
Dokter
Bidan
Perawat
Ahli Gizi
Petugas
lainnya
|
Tabel BB/TB
Grafik linkar kepala
Timbangan
Alat ukur tinggi badan
Pita pengukuran
lingkar kepala
|
1.
Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan.
Tujuan
pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi ana, apakah anak termaksud
normal, kurus, kurus ekali, atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan
dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita.
a.
Pengukuran berat badan (BB)
Menggunakan
timbangan bayi
Menggunakan
timbangan injak pada anak
b.
Pengukuran panjang badan (PB)/ tinggi badan (TB). Untuk pengukuran panjang badan atautinggi badan, petugasharus memiliki
keterampilan mengukur panjang badan dengan posisiberbaring sertamengukur
tinggibadan dengan posisi berdiri.
c.
Penggunaan table BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat, 2002).
Ukur TB dan BB
Lihatkolompanjang/
tinggibadan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran.
Pilihkolom
berat badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin
anak. Tentukan angkah berat badan yang terdekat dengan berat badan anak.
Dari angka BB
tersebut, lihat bagian ataskolom untuk mengetahui angka standar deviasi (SD).
2. pengukuranLingkar
kepala anak.
Tujuan pengukuran lingkarkepala adalah untuk
mengetahui lingkarkepala anak apakah berada dalam batas normal atau diluar
batas normal. Jadwal pengukuran Lingkar kepala disesuaikan dengan usia anak.
Untuk anak berusia 0-11 bulan pengukuran dilakukan setiap 3 bulan, dan untuk
anka berusia12-72 bulan pengukuran dilakukan setiap 6 bulan.
a.
Cara mengukurlingkar kepala
Lingkarkan
pengukuran kepala melewatidahi, menutupi alis mata, di atas kedua telinga, dan
begian belakang kepala yang menonjol, lalu tarik agak kencang.
Baca angka
pada pertemuan dengan angka 0
Tanyakan
tanggal lahir bayi/ ana, hitungusiabayi/ anak
Hasil
pengukuran dihitung pada grafiklingkar kepalamenurut umur dan jenis kelamin
anak
Buat garis
yang menghubungkan antara pengukuran lalu dengan sekarang
b.
Interpretasi.
Jika ukuran
LK di dalam jalur hijau, maka LK anak anak dikatakan normal
Jika ukuran
LK di luar jalur hijau, maka LK anak dikatakan tidak normal (makrosefal diatas
jalur hijau dan mikrosefal di bawah jalur hijau). Segera rujuk ke RS jika
menemui anak dengan LK di luar jalur hijau.
i.
Denver Development Screening Test II
(DDST)
Denver development screening test II
(DDST) di publikasikan pertama kali
pada tahun 1967 untuk membantu tenaga kesehatan mendeteksi masalah perkembangan
potensial pada anak-anak di bawah usia 6 tahun. DDST telah di gunakan secara
luas sejak dipublikasikan. Selanjutnya DDST diadaptasi untuk digunakan dan
distandarisasi pada lebih dari 12 negara. DDST ini digunakan untuk keperluan
skrining lebih dari 50 juta anak di seluruh dunia. DDST selanjutnya direvisi
menjadi DDST II oleh William K. Frankenburg dan Josiah B. Dodds.
DDST II atau Denver II bukan tes
intelegensia quotient (IQ) dan bukan peramal kemampuan adaptif atau
interlegtual perkembangan) anak di masa mendatang. Denver II tidak dibuat untuk
menghasilkan diagnosis seperti ketidakmampuan dan kesukaran belajar, gangguan
bahasa atau gangguan emosional.Denver II tidak untuk mensubtitusi evaluasi
diagnostic atau pemeriksaan fisik, namun lebih untuk membandingkan kemampuan
pekembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang seumur.
Denver II dapat digunakan untuk
menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umur-umurnya, anak-anak yang
sehat berumur 0-6 tahun, anak-anak tanpa gejala kemungkinan ada kelainan
perkembangan. Denver II juga dapat digunakan untuk memastikan anak dengan
persangkaan ada kelainan perkembangan dan melakukan monitor anak-anak dalam
resiko terhadap perkembangan.
Denver II terdiri dari 125 item yang
disusun dalam formulir menjadi empat sektor untuk menjaring fungsi-fungsi
sector personal social, motorik halus-adaptif, bahasa dan motorik kasar.sektor
personal meliputi kemampuan penyusuaian diri di masyarakat dan kebutuhan
pribadi. Sector motorik halus –adaptif, terdiri atas kemampuan mendengar,
mengerti, dan menggunakan bahasa. Sector motorik kasar, terdiri dari duduk,
jalan dan gerakan gerakan umum otot kasar.
Cara melakukan pemeriksaan Denver
II, antara lain dilakukan secara kontinyu, anak didampingi ibu atau pengasuh,
anak dan ibu dalam keadaan santai, satu formulir digunakan beberapa kali pada
satu klien. Posisi anak pada saat pemeriksaan, adalah bayi baringkan di atas tempat
tidur, sedangkan anak duduk di kursi, lengan di atas meja.
Prinsip pemeriksaan Denver II, yakni
dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari tahap perkembangan
yang telah dicapai anak. Penggunaan alat bantu stimulasi adalah yang sederhana,
suasana nyaman, bervariasi, memperhatikan gerakan spontan anak, dilakukan
dengan wajar dan tanpa paksaan, tidak menghukum, memberikan pujian/
reinforcement bila anak dapat melakukan pemeriksaan. Sebelum uji coba semua
alat saja sesuai tugas pada item tersebut, sehingga konsentrasi anak tidak
terpecah.
j.
Pelaksanaan Pemeriksaan
Material alat tes dalam pemeriksaan
Denver II harus sesuai standart yang telah di tentukan. Material alat-alat
tersebut, adalah lembar formulir DDST II, benang sulaman merah, kismis/ manic-manik,
kerincingan dengan pegangan,kubus kayu berwarna merah, kuning, hijau dengan
ukuran dimensi 1 inci 10 buah, lonceng kecil. Bola tennis, boneka plastic kecil
dengan botol susu, cangkir plastic kecil dengan pengangan pensil merah, kertas
kosong, botol kaca bening dengan tutup berdiameter ± 2 cm dan dapat dibuka.
Apabila ada, perlu juga disediakan meja dan kursi tiga buah, ruangan yang cukup
luas untuk melakukan tes sector motorik kasar, serta meja khusus denagan kasur/
selimut sebagai tempat pemeriksaan bayi kecil.
Cara pengukuran/ pemeriksaan Denver
II, antara lain sebagai berikut.
1.
Menentukan umur anak pada saat pemeriksaan.
2.
Menarik garis pada lembar DDST II sesuai dengan umur
yang.telah di tentukan.
3.
Melakukan pengukuran pada anak pada item-item dalam
empat sector dan memberikan scoring pada setiap item yang menilai.
4.
Melakukan interpretasi hasil tes keseluruhan.
k. Menghitung
Umur Anak dan Menggambar Garis Umum
Pemeriksaan. Umur anak dihitung
dengan mengurangkan tanggal lahir dari tanggal tes (jika perlu untuk meminjam
dalam pengurangan,30 hari dipinjam dari kolom bulan, 12 bulan dipinjam dari
kolom tahun). Penyusuaian umum perlu dilakukan pada kasus prematuritas anak
yang lahirnya lebih dari dua minggu sebelum Hari perkiraan Lahir (HPL).
Contoh 1 Perhitungan
Umur Anak
Tahun Bulan Hari
Tanggal tes 2009 10 19
Tanggal lahir 2007 4 5
Umur anak 2 6 14
Contoh 2. Perhitungan umur anak, jika tanggal dan bulan lahir melebihi
tanggal dan bulan tes
Tahun Bulan Hari
Tanggal tes 99 9 49
Tanggal lahir 2000 10 19
1996 12 27
Umur anak 3 9 22
Contoh 2. Perhitungan umur snsk
dengan kasus premature
Anak A
dibawah ke polikklinik tumbuh kembang dirumah sakit B pada tanggal 19 Oktober
2009. Anak A lahir pada tanggal 30 November 2006. Anak A lahir maju enam minggu
sebelum hari perkiraan lahir.Hitung anak A pada saat tes dan umur penyusuaian
prematurenya.
Tahun
Bulan Hari
21
2008 9 49
Tanggal test 2009 10 19
Tanggal
lahir 2006 11 30
Umur anak 2 10 19
Premature 1 14
Umur penyusuain 2 9 5
l.
Penatalaksanaan Pemeriksaan
Prosedur
pelaksanaan pemeriksaan Denver II, adalah sebagai berikut:
1.
semua item herus diujikan sesuai dengan prosedur
pelaksanaan tes masing-masing item.
2.
Perlu kerjasama yang baik dengan anak. Anak harus
tenang, merasa aman, senang, sehat (tidak lapar, tidak mengantuk, tidak haus,
tidak rewel )
3.
Menumbuhkan kerjasama yang baik, diawali dengan
berkenalan dengan orang tua anak, kemudian dengan anaknya agar anak merasa
nyaman …bersama orang baru.
4.
Ruangan cukup luas, ventilasi baik dan member kesan
menyenangkan dan santai
5.
Memberitahu orang tua bahwa tes ini bukan tes IQ,
tetapi untuk melihat perkembangan anak secara keseluruhan. Orang tua perlu
diberitahu …bahwa anak tidak selalu dapat
melaksanakan semua tugas yang diberikan.
6.
menyajikan item yang akan diujikan secara fleksibel.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan pemeriksaan Denver
II,yakni:
·
Tes atau uji coba diawali dengan item yang kurang
aktif lebih dahulu. Sebaiknya diawali dengan sector personak social, kemudian
sector motorik halus-adaptif.
·
Uji coba diawali dengan item yang lenbih mudah
dilakukan atau kurang tepat melakukan, sehingga anak tidak segan untuk
melakukan uji coba item selanjutnya.
·
Uji coba pada item dengan alat yang sama dilakukan
berurutan, sehingga waktu lebih sedikit.
·
Hanya alat item yang akan dipakai uji coba yang berada
di depan anak.
·
Semua uji coba setiap sector dimulai dari item
disebelah kiri garis umur dilanjutkan item yang ditembus garis umur serta item
yang ditembus garis umur serta item disebelah kanan garis umur.
7. Cara
melakukan tes pada anak yang ada resiko perkembangan, seperti berikut :
Langkah 1 : pada setiap sector
dilakukan paling sedikit dilakukan 3 uji coba yang paling dekat disebelah kiri
garis umur sampai 3x lewat berturut-turut setiap sector
Langkah 2 : Jika anak gagal, menolak, atau no
opportunity, maka dilakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis umur sampai 3x
LEWAT berturut-turut setiap sector.
8.
Cara melakukan tes pada anak normal atau kemampuan
lebih, seperti berikut :
Langkah 1.
Pada tiap sector dilakukan paling sedikit 3 uji coba yang paling dekat
disebelah kiri garis umum dan item yang ditembus umur.
Langkah 2.
Jika anak mampu/ bias melakukan lanjutan uji coba disebelah kanan garis umur sampai
3x GAGAL berturut-turut setiap ….sector.
Setiap item, boleh dilakukan uji
coba sebanyak tiga kali pada anak sebelum dinyatakan gagal. Kalau anak sudah
tiga kali mencoba dan tetap tidak bias, maka anak baru dinyatakan gagal pada
item uji coba tersebut.
9.
Penilaian Test Perilaku
Denver development screening test II (DDST) di publikasikan pertama kali pada tahun 1967 untuk
membantu tenaga kesehatan
Tes perilaku anak dilakukan setelah tes selesai. Dengan skala di lembar
tes, penilaian perilaku dapat membandingkan perilaku anka selama tes dengan
perilaku sebelumnya. Pemerikasaan boleh menanyakan kepada ibu atau pengasuh
anak, apakah perilaku anak biasanya sama dengan sekarang. Kedang-kadang
saat diperiksa anak sedang dalam kondisi
sakit, lapar, atau marah sehingga tes dapat dilakukan pada hari lain saat anak
mau ko-operatif.
·
Skoring Penilaian Item Tes
Ada empat skor item tes, ditulis pada kotak/batang tes dekat tanda 50 %.
a. Skor Pass (P) atau Lewat/ Lulus
(L), apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik, atau ibu atau pengasuh
member laporan tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan
baik.
b. Skor Fail (F) atau Gagal (G),
apabila anak tidak dapat melakukan uji.coba
dengan baik, atau ibu/ pengasuh member laporan bahwa anak.tidak dapat melakukan tugas dengan baik.
c. Skor NO Opportunity (No) atau tak
ada kesempatan (TaK), apabila .anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena
…..ada
hambatan, misalnya kasus Retardasi Mental dan Down Syndrome.
d. Skor ini hanya digunakan untuk
item yang ada kode “L”.yaitu
laporan orang …tua atau pengasuh anak. Penilaian apa yang harus
dilakukannya. Item yang ada kode
“L”nya, tidak diskor sebagai penolakan.
·
Skoring Penilaian Item Tes
Penilaian item “Lebih“ atau “Advance”, apabila anak dapat melaksanakan
tugas (lewat/ lilus) pada item disebelah kanan garis umur. Perkembangan anak
dinilai lebih pada item tersebut, karena anak lulus pada tes yang kebanyakan
anak tidak lulus sampai umurnya lebih tua. Penilaian ini tidak perlu
diperhatikan untuk interpretasi/ penilaian hasil tes keseluruhan.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Anak yang merupakan kebanggaan bagi
setiap orang sejak ia baru lahir membutuhkan asuhan dari orang tua maupun
orang-orang disekitarnya.
Memberikan asuhan pada bayi 6
minggu pertama merupakan tugas dan wewenang seorang bidan.
Tujuan asuhan ini agar tercapainya
rasa kasih sayang dan rasa aman yang diberikan oleh orang tua kepadanya.
Sedangkan untuk ibu yaitu wujud mencurahkan kasih sayang kepada buah hatinya.
Sedangkan untuk ibu yaitu wujud mencurahkan kasih sayang kepada buah hatinya,
mengalilhkan perhatian waktu perineum dijahit pada kala IV, meningkatkan
produksi ASI serta mempercepat pelepasan plasenta.
Bulan pertama kehidupan bayi
merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi, oleh
karena itu bidan harus dapat memfasilitasi proses tersebut. Peran bidan pada
kehidupan bayi baru lahir 1 bulan pertama dimulai sejak bayi meninggalkan ruang
bersalin. Dalam praktiknya, asuhan dilakukan secara multidisipliner. Yakni
perawat anak, perawat keluarga dan dokter spesialis anak. Bisan bertugas
melanjutkan perawatan bagi ibu san bayi dalam melewati 6 minggu pertama
kelahiran.
3.2.
Saran
1. Setelah
membaca makalah ini, diharapkan pembaca (terutama mahasiswa kebidanan)
mengetahui bagaimana asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama dan indicator
pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi dan balita.
2. Kepada
pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam pembuatan makalah
atau karya tulis yang berkaitan dengan judul makalah ini, diharapkan kekurangan
yang ada pada makalah ini dapat diperbaharui dengan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar