"Ga'. pokok
na Mimi ga mau masuk disana Pa... Mimi tuh ga hoby n ga tertarik ama bidang itu
Pa... jadi jangan paksa Mimi donk Pa..."
"Papa ga
maksa kamu... Papa hanya memberi saran untuk yang terbaik buat kamu saja...
tapi kalau kamu ga mau juga ga apa. itu untuk masa depan kamu. kamu yang menjalaninya. Papa percaya dengan kamu. kamu
kini sudah menjadi gadis dewasa sayang... bukan gadis kecil Papa yang manja
seperti dulu lagi..."
"Terimakasih
ya Pa... Tapi Mimi bener-bener pengen kuliah ditempat pilihan Mimi Pa... Mimi
suka disitu... Bukan hanya karena faktor kefavoritannya saja Pa... tapi bidang
yang Mimi inginkan juga disitu Pa..."
"Iya sayang,,
Papa mengerti... Ya sudah, Papa serahkan
semuanya sama kamu... Papa mendukung apapun yang menjadi pilihan kamu... Papa
ingin anak papa sukses dan mewujudkan cita-citanya..."
"Terimakasih
ya Pa... Mimi sayang papa..."
"Jadi papa
ajah nih???"
"Hmmm,,,
Mama, Kibar, dan tentunya Tiara juga... Mimi sayang kalian semua...
***
“Alhamdulillah…
akhirnya Mama Papa ngizinkan Mimi untuk mengambil keputusan itu… Baiklah,,
sekarang waktunya mempersiapkan semua yang dibutuhkan…” sambil senyum-senyum
memandang wajahnya didepan cermin, Mimi seolah-olah terbang karena senangnya
setelah mendapat izin dari kedua orang tuanya untuk melanjutkan kuliah di
kampus impiannya.
“La…
la… la… la… Sebentar lagi Mimi bukan lagi siswa… tapi mahasiswa… kuliah… aku
bukan lagi anak kecil…”
Melihat
tingkah anaknya itu, Mama yang memperhatikan Mimi dari luar tersenyum sendiri.
Betapa bahaginya hati seorang ibu melihat anaknya bergembira ria karena membayangkan
sebentar lagi ia akan menuju jembatan untuk mewujudkan impiannya. Kuliah di fakultas
favoritnya itu… namun dibalik senyuman mama, ada segaris raut bibir yang redup
karena teringat sesuatu… namun ia tak berani mengungkapkannya. Apalagi kepada
gadisnya itu. Namun ia ttap berharap senyuman dibibir manis anak gadisnya tidak
akan pudar.
***
Hari
yang ditunggu-tunggu Mimi tiba. Waktunya pendaftaran… dengan semangat ia
berangkat menuju kampus tempat Mimi akan menimba ilmu selanjutnya. Dengan persiapan
yang matang dan lengkap ia melangkahkan kakinya dengan ringan.
Penuh senyuman manis dibibirnya yang mungil. Ditemani
dengan orang yang ia sayangi, ia menuju kampus barunya itu. Tak perlu waktu
lama untuk Mimi menyelesaikan menjawab soal ujian SNMPTN yang ditangannya itu. Semua
soal terjawab dengan baik. Memang, semua yang mengenal Mimi mengakui. Kalau hanya
untuk menjawab soal bukanlah hal sulit baginya. Ia memang dikenal sebagai anak
yang cerdas. Dikelas, ia selalu memegang peringkat I, bahkan disekolahnya ia
selalu menempati posisi juara umum.
waktu yang ditunggu-tunggupun tiba. Pengumuman hasil ujian SNMPTN telah keluar. satu per satu nama ditabel pengumuman itu ia perhatikan. Betapa senang hatinya. Namanya berada pada peringkat 2 dari 2877 orang pendaftar. Dengan senyuman ia memberitahukan kabar gembira itu kepada orang-orang tersayangnya. Termasuk Riel. Betapa senang hatinya mendengar kabar itu. Kekasih tersayangnya mendapat peringkat 2 dari sekian ribu pendaftar di kampus favorit itu.
Keesokan harinya Mimi ditemani oleh Riel meluncur kembali menuju kampus baru Mimi, tempat barunya untuk menimba ilmu. Mereka kesana untuk membayar segala biaya untuk keperluan kuliah disemester awalnya. Karena senang dan bangganya, semua biaya langsung dibayar 100% oleh Papanya.
***
setiap hari Mimi selalu berdoa dan memohon petunjuk dari sang Kuasa untuk menentukan pilihan terbaik untuk dirinya, orang tuanya, dan masa depannya. semua keluarga yang bisa ia percaya memantunya dalam menambil keputusan yang sangat berat ini ia telpon dan ia tanyakan jalan mana yang terbaik untuk ia ambil. kini, senyuman yang beberapa hari lalu terlukis dibibir manisnya, kini mulai meredup ditutupi oleh kelabu. kegelisahan yang melanda sungguh membuatnya bimbang. waktu untuk menentukan keputusan semakin dekat. karena gelisahnya, setiap saat ia shalat dan mengaji untuk menenangkan hatinya yang sedang gelisah setengah mati itu.
akhirnya hari untuk menentukan keputusan itu tiba juga. dengan bismillah ia menjawab dan memberitahukan kepada kedua orang tuanya tentang keputusannya. ia memuuskan akan membatalkan kuliahnya di universitas pilihannya itu. ia memutuskan mengikuti saran orangtuanya. kepputusan ini tidak ia ambil sendiri. melainkan dengan hati nurani dan pertimbangan yang bener-bener matang. itu semua ia lakukan demi kedua orangtuanya dan masa depan. karena setelah dipertimbangkan, walau ia ga jadi masuk di universitas yang ia impikan sejak dahulu, ia juga memandang banyak manfaat dan keuntungan bila ia masuk ke kampus yang diajukan oleh kedua orangtuanya itu.
Ya, keputusan itu tlah diambilnya. kini hidupnya berubah total. Kini ia menjadi lebih diam dan matang dalam menghadapi kehidupan. kini ia mulai merasakan manfaat dari keputusannya itu. ia berharap dengan keputusan ini, ia akan merasakan banyak manfaat lainnya. sehingga ia tidak akan merasa kecewa atas keputusan yang telah merubah seluruh hidupnya itu.
akhirnya hari untuk menentukan keputusan itu tiba juga. dengan bismillah ia menjawab dan memberitahukan kepada kedua orang tuanya tentang keputusannya. ia memuuskan akan membatalkan kuliahnya di universitas pilihannya itu. ia memutuskan mengikuti saran orangtuanya. kepputusan ini tidak ia ambil sendiri. melainkan dengan hati nurani dan pertimbangan yang bener-bener matang. itu semua ia lakukan demi kedua orangtuanya dan masa depan. karena setelah dipertimbangkan, walau ia ga jadi masuk di universitas yang ia impikan sejak dahulu, ia juga memandang banyak manfaat dan keuntungan bila ia masuk ke kampus yang diajukan oleh kedua orangtuanya itu.
Ya, keputusan itu tlah diambilnya. kini hidupnya berubah total. Kini ia menjadi lebih diam dan matang dalam menghadapi kehidupan. kini ia mulai merasakan manfaat dari keputusannya itu. ia berharap dengan keputusan ini, ia akan merasakan banyak manfaat lainnya. sehingga ia tidak akan merasa kecewa atas keputusan yang telah merubah seluruh hidupnya itu.
***
***********************
====================
Mimi yang kini bukanlah Mimi yang daulu.
Tetap semangat ya Mimi.
Walau kehidupanmu kini berubah, namun itu akan membawa hidupmu lebih baik.
Percayalah.
Restu orang tua bersamamu.
Restu orang tua adalah restu Ilahi.
Janganlah kamu takut akan kegagalan.
Semua keputusan memang ada kelebihan dan kekurangannya.
SEMANGAT!!!
I Love You my Family...
I Love You RieL...
====================
***********************
Kisah selanjutnya dalam Penjara Suci